Saat anak sulit makan,, ini lah yg aku alamai beberapa bulan terakhir ini. Nadia ku sayank susaaaaah bgt klo suruh makan. Kadang sehari lahap, bsk nya mogok. Pusing ini kepala. Padahal variasi makanan udah aku bikin sedemikian rupa agar tampak menarik. Tapi entah knp, itu semua tak berpengaruh pada Nadia,, hahahahaha....
Dasar emak nya gk pinter masak kali ya,, hohoho
Yuk skrg kenali penyebabnya kenapa anak susah sekali makan :
* Tolak MP-ASI, tapi mau ASI
Jika menghadapi kondisi seperti ini, pemberian makanan secara
bertahap harus dirancang. Memang sih waktu makannya jadi jauh lebih
lama. Contohnya, berikan 1 sendok MP-ASI setiap jadwal makan tiba
dengan konsentrasi makanannya lebih cair dibanding ukuran standar yang
dianjurkan di kemasan. Setiap hari porsi ini harus ditingkatkan, dari 1
sendok menjadi 2 sendok hingga akhirnya mencapai 1 mangkuk. Perlu
diingat, jadwal makannya pun harus diberikan secara konstan dan
berkesinambungan. Mengapa ini penting? Karena si kecil mau tidak mau
harus diajarkan keteraturan untuk membentuk kedisiplinan.
* Dilepeh
Jika ini terjadi pada bayi di bawah usia 8 bulan, kemungkinan besar
hanya karena refleks anak. Ingat, MP-ASI yang diberikan merupakan
sesuatu yang "asing" baginya, lo. Tapi kalau si kecil sudah berusia 8
bulan atau lebih, maka orang tua harus cermat. Apakah karena memang
makanannya itu yang tidak enak karena terlalu asin, terlalu manis,
kelewat kasar atau malah kelewat lembut? Atau apakah orang tua
memberikannya dalam porsi terlalu banyak, terlalu panas/dingin dan
sebagainya. Nah, agar si kecil tidak melakukan penolakan,
pandai-pandailah mengatur strategi dengan cara menggonta-ganti menu,
rasa maupun tekstur makanannya. Jangan lupa pula untuk senantiasa
mengomunikasikannya pada si kecil. Contohnya, "Kenapa, Sayang, kok
dilepeh? Terlalu asin, ya? Nah, sekarang sudah enggak asin lagi."
* Diemut
Ini juga salah satu bentuk penolakan yang kerap dilakukan bayi. Anak
yang makannya ngemut umumnya karena alat-alat pencernaan di rongga
mulutnya belum siap menerima MP-ASI. Jika memang kebiasaan ngemut-nya
karena gangguan fisik, si kecil besar kemungkinan juga akan mengalami
gangguan bicara. Untuk memastikannya, kasus seperti ini lebih baik
segera diperiksakan ke dokter.
* Disembur
Sesekali si kecil mungkin saja menyemburkan makanannya. Itu hal yang
wajar terjadi sebagai salah satu bentuk eksplorasinya. Namun orang tua
harus menjelaskan pada anak, semisal dengan mengatakan, "Lucu, ya,
Dek, bunyinya. Tapi makanan itu nanti harus ditelan ya." Kalau
penjelasan seperti itu terus-menerus diutarakan, anak tentu akan tahu
mana perilaku yang tak baik alias tak boleh diulanginya lagi. Akan
tetapi, jika setiap kali makan si kecil selalu menyemburkan
santapannya, boleh jadi ia memang tidak berselera pada makanan
tersebut. Kemungkinan lain cara makan ataupun suasana makan yang dirasa
tak nyaman baginya. Lagi-lagi orang tualah yang harus kembali
mengeksplorasi cara lain agar si kecil mau makan.
* Dimuntahkan
Perilaku memuntahkan makanan bisa akibat penolakan ataupun bukan.
Kalau ternyata disebabkan masalah fisik atau ada yang harus dibereskan
pada sistem pencernaannya, maka muntahnya bukan merupakan penolakan.
Akan tetapi kalau muntah disebabkan si kecil mencari perhatian dalam
mengeskpresikan ketidaksukaannya pada makanan itu, baru bisa
dikategorikan sebagai penolakan. Untuk memastikan penyebabnya, orang
tua dapat memperhatikan kondisi anak. Misalnya apakah rewel atau tidak
selagi muntah maupun sesudah muntah, demam atau tidak, dan apakah
disertai gangguan lain semisal diare atau tidak. Jika jawabannya memang
ya, kemungkinan si kecil mengalami masalah fisik dan ini sebaiknya
segera dikonsultasikan ke dokter ahlinya.
* Menolak sama sekali
Wujud penolakannya bisa berupa memalingkan kepala, menutup
rapat-rapat mulutnya, sampai menangis keras setiap kali disuapi.
Penyebabnya lebih banyak karena faktor fisik, seperti gara-gara
sariawan, atau terkena radang tenggorokan. Jadi, kalau si kecil
menunjukkan tanda-tanda tadi, cermati dulu kondisi kesehatannya secara
umum. Pastikan apakah ia sariawan atau tidak, gunakan termometer untuk
memastikan suhu tubuhnya, apakah kondisi lidahnya bermasalah atau
tidak, bibirnya pecah-pecah, dan buang airnya lancar atau tidak. Kalau
benar karena kendala fisik, lekas konsultasikan ke dokter.Akan tetapi jika tak ada gangguan fisik kemungkinan besar si kecil melakukan gerak tutup mulut gara-gara faktor psikis. Tidak tertutup kemungkinan ia memang tengah mencari perhatian orang tuanya yang sudah sepanjang hari tidak dijumpainya, tak menyukai menunya, dan penampilan makanannya membuat bayi kehilangan selera makan.
Konsultan Ahli:
Alzena Masykuori, M.Psi
psikolog dari Cikal Sehat-Sehat, Jakarta Selatan
Sumber : dari berbagai sumber :)
Tetap semangat ya bunda semua... Agar anak2 kita tidak lg susah makan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar