Setelah bayi dilahirkan, maka kulit bayi akan mengalami proses adaptasi
atau penyesuaian. Sebagian kulit ari akan terlihat terkelupas. Itu
adalah salah satu bentuk adaptasi yang wajar. Bayi memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk mengalami gejala toksis atau keracunan pada
penggunaan obat oles. Hal ini disebabkan karena bayi memiliki kulit yang
tipis.
Jadi kalau mengoleskan obat atau zat pada kulit bayi tidak perlu tebal-tebal, karena sudah meresap dengan mudah dan cepat. Belum lagi organ-organ yang memetabolisme obat seperti hati dan ginjal belum berfungsi secara optimal sehingga mengakibatkan sisa metabolisme obat yang bersifat racun lambat untuk dibuang.
Kulit bayi pascamatur
Jika melahirkan bayi di saat usia kandungan lebih dari 40 minggu, maka biasanya bayi ini akan memiliki kulit yang cenderung kering dan mudah mengelupas. Pelembab kulit sangat dibutuhkan bayi Anda. Hindarilah proses memandikan yang terlalu lama (overbathing).
Kulit bayi prematur
Jika melahirkan bayi prematur (usia kehamilan kurang dari 36 minggu), maka bayi ini memiliki fungsi pertahanan kulit yang lebih rendah secara bermakna jika dibandingkan bayi yang tidak prematur. Bayi prematur ini lebih rentan terhadap infeksi jamur Candida. Oleh karena itu hendaknya kebersihan kulit si kecil selalu dijaga. Memberikan pelembap pun sewajarnya saja, karena jika berlebihan akan membuat kulit bersifat terlalu basah dan lebih mempermudah terjadinya infeksi jamur tersebut.
Bayi berjerawat
Hal itu dialami oleh 75% bayi baru lahir. Mereka memiliki bintil-bintil kemerahan di kulit seperti jerawat di wajah maupun tubuhnya.Ini disebut eritema toxicum neonatorum. Hal ini lebih jarang ditemukan pada bayi premature. Biasanya muncul 24-48 jam pertama kehidupan dan akan menghilang dengan sendirinya pada umur 2-3 minggu tanpa meninggalkan bekas.
Oleh karena itu jika kulit bayi Anda memiliki bintil-bintil seperti jerawat (eritema toxicum neonatorum), tidak perlu khawatir dengan memberikan berbagai macam obat, karena tanpa obat pun kulit bayi akan kembali mulus.
Lalu bagaimana dengan produk kulit bayi?
Banyak orang tua yang terlalu rajin dengan memandikan
bayi lebih dari 2 kali dalam sehari, memakai produk kulit dengan
berbagai macam jenis dan merk demi kebersihan dan terjaganya kulit si
bayi. Padahal sebenarnya tidak perlu demikian, karena malah akan membuat
kulit bayi teriritasi dan dapat meningkatkan risiko menerima toksin
(racun) serta alergi terhadap zat-zat tersebut.
Sekali atau dua kali dalam seminggu mandi menggunakan air saja (tanpa sabun) sudah cukup pada mayoritas bayi. Jika frekuensi mandi lebih sering maka pelembab tanpa wewangian direkomendasikan.
Wajah, tangan, dan daerah popok dibersihkan setiap hari cukup dengan pembersih yang ringan dan ber-pH netral. Hasil survey menyatakan rata-rata bayi terekspos dengan 10 macam produk kulit pada sebulan pertama kehidupannya dan hal ini membawa bayi terekspos kepada 50 zat kimiawi yang bersifat toksik (racun). Setiap orang tua harus berpikir “less is best” (seminimal mungkin, itulah yang terbaik).
Semoga bermanfaat ya Moms!
Sekali atau dua kali dalam seminggu mandi menggunakan air saja (tanpa sabun) sudah cukup pada mayoritas bayi. Jika frekuensi mandi lebih sering maka pelembab tanpa wewangian direkomendasikan.
Wajah, tangan, dan daerah popok dibersihkan setiap hari cukup dengan pembersih yang ringan dan ber-pH netral. Hasil survey menyatakan rata-rata bayi terekspos dengan 10 macam produk kulit pada sebulan pertama kehidupannya dan hal ini membawa bayi terekspos kepada 50 zat kimiawi yang bersifat toksik (racun). Setiap orang tua harus berpikir “less is best” (seminimal mungkin, itulah yang terbaik).
Semoga bermanfaat ya Moms!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar